Senin, 03 Januari 2011

Jamur Indian untuk Kanker

Sejumlah spesies jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat suku Indian di Amerika terbukti dapat digunakan untuk terapi menghilangkan rasa sakit pada pasien penyakit kanker stadium lanjut.


Tanaman jamur tersebut bila dikonsumsi membuat perasaan tenang, rasa sakit berkurang, dan memberi efek halusinasi. Para ahli saraf dan psikiater telah menguji tanaman jamur ajaib tersebut. Tidak ketinggalan pula Food Drug Administration (Badan Obat dan Makanan) Amerika Serikat telah merekomendasikan penelitian terhadap spesies jamur tersebut.


Seperti ditulis Reuters, Sabtu (17/7), sedikitnya satu tim peneliti yang terdiri atas jumlah dokter dari berbagai spesies melakukan uji coba tanaman jamur Indian yang telah di kemas menjadi kapsul, kepada 50 relawan yang semuanya pasien kanker stadium lanjut. Sebanyak 36 kali tes selama dua bulan, tim peneliti menguji manfaat jamur ajaib itu pada relawan. Menurut Ronald Grifiths, profesor bidang ilmu kesehatan jiwa dan tingkah laku dari John Hopkins University Baltimore, sekitar 60% relawan yang diuji merasakan ketenangan.


Hal sama juga dikatakan oleh Dr Charles Grob dari Pusat Pelayanan Kesehatan Hyarbor-UCLA di Torance, California. Hasil penelitiannya menunjukkan, tanaman jamur tersebut mengandung zat psilocybin. Zat tersebut adalah zat nontoksik yang tidak menyebabkan kondisi adiktif.


Zat tersebut bertindak sebagai zat kimia yang membawa pesan kepada serotonin atau sel otak yang amat berkaitan dengan perasaan.


Sumber : Media Indonesia, 19 Juli 2006

Gizi dalam Sepotong Tempe

Tempe sudah menjadi bagian dari seni kuliner masyarakat Indonesia. Gizi tingginya, rasanya cukup enak, murah dan bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan. Tidak mengherankan jika makenan ini sering dirindukan saat Anda berada dinegri orang.

Hampir setiap hari, makanan hasil fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus menjadi pilihan para ibu rumah tangga. Bangsa Indonesia sudah mengenal tempe sejak berabad-abad lalu, menjadi makanan sehari-hari yang digemari dan sudah sangat familiar. Tidak diketahui dengan jelas kapan pertama kali tempe dibuat, namun kata tempe sudah tercantum dalam manuskrip Serat Senthini yang ditulis pada abad ke-16. Ada yang mengatakan pembuatan tempe berawal pada era tanam paksa di tanah Jawa oleh kolonial Belanda. Pada saat itu, masyarakat terpaksa menggunakan hasil tanaman pekarangan, seperti singkong, ubi, dan kedelai sebagai sumber pangan. Versi lain mengatakan, tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang China yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji kedelai yang difermentasikan menggunakan jamur Aspergillus.

Dalam perkembangannya tempe kian di gemari. Hampir di setiap daerah terutama pulau Jawa, selalu ada menu khas yang menggunakan tempe. Makanan sederhana penuh gizi ini dibuat dari bahan utama kedelai. Setelah mengalami pengolahan fermentasi, kandungan gizi yang sudah terkenal tinggi mengalami peningkatan. Dalam setiap 100 Gram kedelai terkandung niasin 0.58 miligram, kandungan ini meningkat kurang lebih dua kali lipat menjadi 1.13 miligram setelah mengalami fermentasi. Para peneliti menyebutkan, tempe kaya vitamin B2, vitamin B12, nisin, asam pantorenat, karbohidrat, srat lemak, protein, dan komponen anti bakteri yang bermanfaat untuk kekebalan tubuh. Hasil penelitian juga menunjukan tempe juga dapat mencegah anemia dan osteoporosis, dua penyakit yang banyak diderita wanita. Tempe pun dapat menurunkan kadar kolestrol darah karena senyawa protein, serat niasin, dan kalsium yang dikandungnya dapat mengurang jumlah kolestrol jahat. Di dalam tempe juga ditemukan zat anti oksidan dalam bentuk isoflavon, seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid. Isoflavon merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Para peneliti juga menyebutkan, tempe memiliki nilai cerna yang lebih baik ketimbang kedelai sendiri. Oleh karena itu, tempe sangat aman diberikan kepada segala kelompok usia.

Para ahli kesehatan dan gizi menarankan agar masyarakat mengonsumsi tempe secara rutin. Dapat dimasak secara tumis, bacem, sayuran berkuah dia anggap lebih baik ketimbang di goreng. Untuk menumis disarankan menggunakan minyak jagung, kedelai, kelapa sawit, santan, atau minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh. Begitu banyak manfaat tempe sehingga tidak ada alasan untuk menyantap tempe setiap hari.


Sumber : Media Indonesia, 26 Februari 2006

Cara herbal sembuhkan pilek

Berikut ini ada 4 cara herbal untuk menyembuhkan penyakit pilek yang mengganggu :



  1. Cara pertama adalah dengan menggunakan daun sirih dan empu kunyit. Mula-mula, siapkan 10 lembar daun sirih dan 25 gr empu kunyit (dipotong-potong). Cuci bersih lalu rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Saring lalu tambahkan madu atau gula batu. Minum airnya 2-3 kali sehari, sebanyak 100-150 cc tiap kali minum.

  2. Cara kedua adalah dengan menggunakan sambiloto. Mula-mula, siapkan daun sambiloto kering dan tumbuk hingga menjadi bubuk. Ambil 1-2 gram bubuk tersebut, lalu seduh dengan air panas. Tambahkan madu kemudian aduk hingga rata. Minum selagi hangat. Lakukan sebanyak 3 kali sehari.

  3. Cara ketiga adalah dengan menggunakan sambung nyawa dan pegangan. Mula-mula, siapkan sambung nyawa segar dan 15 gr pegangan segar. Cuci bersih lalu blender. Tambahkan 150 cc air matang dan blender kembali. Saring dan minum airnya 2 kali sehari.

  4. Cara terakhir adalah dengan menggunakan jahe, bawang putih, dan jeruk lemon. Mula-mula, siapkan 10 gr jahe segar dan 1 siung bawang putih, cuci bersih, lalu haluskan. Seduh dengan air panas 200 cc lalu tambahkan air perasan dari 1/2 buah jeruk lemon dan madu. Minum selagi hangat. Lakukan sebanyak 3 kali sehari.





Sumber : http://sehatdong.com/cara-herbal-sembuhkan-pilek.htm

Pegagan yang Kaya Manfaat

Pegagan (Centella asiatica) merupakan tumbuhan herba tanpa batang dengan rimpang pendek dan stolon yang menjalar. Daunnya tunggal, tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 sampai 10 daun. Perbungaan berupa payung tunggal, tiga sampai lima bunga secara bersama-sama keluar dari ketiak daun atau kelopak.


Pegagan banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Di Cina, tumbuhan ini digunakan sebagai terikum dan pengobatan lepra. Tumbuhan ini, di India dibuat dalam bentuk sirup tanpa alkohol untuk pengobatan epilepsi. Selain itu, di Sri lanka, pegagan dimanfaatkan untuk meningkatkan pengeluaran air susu. Sedangkan di Vietnam, digunakan untuk mengatasi lemah badan karena usia lanjut (senility). Di Indonesia sendiri, tumbuhan ini digunakan untuk menyembuhkan luka dan obat sakit perut.

Tumbuhan ini memiliki karakteristik dingin. Pegagan mempunyai sifat anti-infeksi, anti-toksin, serta antipiretik dan diuretik. Sekarang tumbuhan ini dapat juga digunakan sebagai obat “anti-selulit” atau sering dikenal dengan orange peel skin. Selulit merupakan kombinasi lemak, toksin, dan air dalam bentuk massa, seperti gel yang terjebak dalam jaringan penghubung di bawah permukaan kulit.


Berdasarkan penelitian farmakologi, pegagan mempunyai efek sebagai berikut :

  • merangsang pertumbuhan rambut dan kuku,

  • meningkatkan perkembangan pembuluh darah, dan

  • meningkatkan kekompakan jaringan kulit di bawah epidermis.



Sumber : Kompas, 2004